INKRACHT.id – Kematian gajah betina (Yanti) yang ada di kebun binatang taman rimba jambi Kamis, 8 Oktober 2020 diindikasikan akibat mengalami tetanus.
Penjelasan sebab kematian gajah Yanti yang telah hadir di Taman Rimba Jambi sejak 1985 silam, disampaikan oleh dokter hewan ahli gajah yakni dr.Wisnu Wardana.
“sejak terlihat menurunnya kondisi gajah Yanti dua hari sebelum kematiannya, yakni 6 Oktober lalu, setelah dicek kami menyebutnya lokjow atau penguncian dagu sebagai gejala tetanus di bagian belalai si gajah. Akibatnya, gajah Yanti hanya mampu mengangkat makanan menggunakan belalainya, tapi tidak bisa memasukkan makanan tersebut kemulutnya. Kondisi seperti itu menyebabkan fisik si gajah menurun drastis hingga tidak mampu berjalan seperti biasa,”kata dokter ahli gajah saat jumpa pers, Jum’at sore, 9 Oktober 2020.
Dia menyatakan, bersama pihak kebun binatang taman rimba jambi, BKSDA dan tim dokter hewan lainnya telah memberikan bantuan medis sejak diketahui gajah betina mengalami kondisi yang berbeda dari biasanya. dokter Wisnu pun menyampaikan hasil nekropsi sementara adanya pendarahan pada otot jantung, serta pembekakan pada organ hati.
“dugaan sementara karena tetanus, namun tim dokter sudah melakukan pemeriksaan lebih lanjut bagian organ tubuh seperti jantung, hati dan ginjal gajah Yanti. Dan itu telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso Bukit Tinggi Sumatera Barat. Hasilnya masih kami tunggu secepatnya, sehingga dapat diketahui pasti penyebab matinya gajah ini,”katanya menambahkan.
Gajah Yanti memiliki riwayat hidup yang sangat baik. Memiliki tubuh gempal dan sehat.
“Saya sudah sejak 2009 menangani gajah-gajah di taman rimba jambi ini, dan belum pernah terjadi hal seperti kondisi gajah yang sakit atau pun lemah,”kata dokter Wisnu.
Kejadian yang menimpa gajah Yanti disebutnya verakut atau kejadian yang tiba-tiba. Bukan karena virus dan infeksi.
Sementara itu Kepala Balai KSDA Provinsi Jambi, Rahmad Saleh, S.Hut, MSi menyampaikan kronologi awal gajah Yanti mulai mengalami kondisi fisik yang menurun. Dimulai pada Selasa, 6 Oktober sekira pukul 12.30 WIB, gajah betina ini terlihat tidak mampu menggunakan belalainya untuk memasukan makanan ke mulutnya, usai digembalakan di areal taman rimba jambi sebagai pemeliharaan rutin. Setelah dicek, ditemukan ada pembekakan di bagian belalainya. Pada pukul
18.00 WIB gajah Yanti sudah tidak mampu berdiri akibat tidak ada asupan makanan, malam harinya dilakukan observasi, gajah Yanti sudah tidak mampu menggerakkan kaki-kaki nya. Dan diberikan bantuan medis sesuai prosedur. Berlanjut Rabu, 7 Oktober 2020, diambil sampel darah si gajah, diagnosa pemeriksaan darah hemoglobin darah rendah, hingga pada Kamis 8 Oktober pukul 8 pagi kondisi gajah semakin memburuk dan lemah. Tepat pukul 10.15 pagi itu gajah Yanti sudah tidak bernafas lagi.
Dengan bobot yang hampir 3 ton tersebut, proses pemakaman gajah Yanti dilakukan sesuai prosedur yakni dengan memotong beberapa bagian tubuhnya, lalu dikuburkan. Setelah itu di sekitar area tempat dikuburkannya gajah betina tersebut disemprotkan cairan khusus.(red)
Discussion about this post